Profil Desa Karangreja
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangreja mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Purbalingga. Mengupas identitasnya sebagai desa agraris yang produktif, tantangan kepadatan penduduk tinggi, serta perannya sebagai lumbung pangan strategis di persimpangan jalan utama kecamatan.
-
Lumbung Pangan Kecamatan
Karangreja (Kutasari) memiliki identitas kuat sebagai desa agraris dengan lahan pertanian sawah yang produktif, menjadikannya salah satu penopang utama ketahanan pangan di wilayahnya.
-
Kepadatan Penduduk Sangat Tinggi
Dengan luas wilayah hanya 1,17 km² dan dihuni oleh hampir 3.500 jiwa, desa ini menghadapi tantangan besar terkait tekanan pada lahan akibat kepadatan penduduk yang mencapai hampir 3.000 jiwa per km².
-
Lokasi Perlintasan Strategis
Terletak di simpang tiga yang menghubungkan pusat kecamatan dengan wilayah lain, desa ini memiliki dinamika sosial dan ekonomi sebagai daerah perlintasan yang ramai.

Seringkali tertukar dengan namanya yang lebih populer di kawasan wisata, Desa Karangreja di Kecamatan Kutasari berdiri dengan identitasnya sendiri yang kuat sebagai desa agraris yang dinamis. Berada di persimpangan jalan yang strategis, desa ini menjadi salah satu penopang utama ketahanan pangan di wilayahnya, dengan hamparan sawah yang subur dan etos kerja masyarakatnya yang tinggi. Jauh dari hingar bingar pariwisata, Karangreja (Kutasari) menawarkan potret otentik kehidupan pedesaan yang produktif, tertata dan terus berbenah menyambut masa depan.
Sebagai bagian integral dari Kecamatan Kutasari, Desa Karangreja memegang peranan penting dalam konstelasi sosial dan ekonomi. Posisinya yang menghubungkan pusat kecamatan dengan desa-desa lain di sekitarnya menjadikannya sebagai wilayah perlintasan yang hidup. Aktivitas utama warganya yang berakar kuat pada sektor pertanian menjadi fondasi kokoh bagi stabilitas ekonomi desa. Di tengah modernisasi, Karangreja tetap mempertahankan karakter agrarisnya sebagai sebuah kebanggaan sekaligus sumber kehidupan yang berkelanjutan.
Lumbung Pangan dan Etos Kerja Petani
Jantung kehidupan Desa Karangreja berdetak di hamparan sawahnya yang hijau dan subur. Desa ini dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Kutasari, dengan padi sebagai komoditas utama yang dibudidayakan secara intensif. Sistem irigasi yang relatif terkelola dengan baik memungkinkan para petani untuk melakukan penanaman hingga beberapa kali dalam setahun, memastikan pasokan beras yang stabil bagi kebutuhan lokal dan regional.
Kehidupan masyarakatnya sangat lekat dengan ritme pertanian. Sejak fajar menyingsing, para petani telah bergegas ke sawah, mencurahkan tenaga dan harapan pada setiap jengkal tanah yang mereka olah. Etos kerja yang tinggi dan semangat gotong royong menjadi pemandangan sehari-hari, terutama saat musim tanam dan musim panen tiba. Tradisi seperti bawon (sistem bagi hasil panen) masih dapat dijumpai, menjadi cerminan nilai-nilai kebersamaan yang terus lestari.
"Bertani adalah napas hidup kami, warisan dari nenek moyang yang harus kami jaga," ujar seorang tokoh petani setempat. "Meskipun banyak tantangan seperti perubahan iklim dan harga pupuk, kami terus berusaha agar sawah-sawah ini tetap menghasilkan. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal menjaga ketersediaan pangan untuk semua."
Selain padi, sebagian warga juga memanfaatkan lahan mereka untuk menanam palawija seperti jagung dan kacang-kacangan, serta berbagai jenis sayuran. Sektor pertanian ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama, tetapi juga membentuk karakter masyarakat Karangreja yang ulet, sabar, dan bersahaja.
Kondisi Geografis dan Tatanan Demografi
Desa Karangreja terletak di dataran yang relatif landai, sebuah topografi ideal untuk pengembangan pertanian lahan basah. Posisinya yang strategis, berada di persimpangan yang menghubungkan pusat Kecamatan Kutasari dengan wilayah Kecamatan Bojongsari, menjadikan desa ini sebagai jalur lalu lintas yang cukup ramai.
Berdasarkan data resmi dan paling mutakhir dari publikasi "Kecamatan Kutasari dalam Angka 2024" yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga, Desa Karangreja memiliki luas wilayah sebesar 1,17 kilometer persegi. Wilayah ini tergolong tidak terlalu luas, namun dimanfaatkan secara optimal untuk permukiman dan lahan pertanian.
Di atas lahan seluas itu, tercatat jumlah penduduk Desa Karangreja pada akhir tahun 2023 sebanyak 3.491 jiwa. Dari kedua data tersebut, dapat dihitung tingkat kepadatan penduduk desa ini, yakni mencapai 2.984 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Karangreja merupakan desa yang sangat padat penduduk, dengan konsentrasi permukiman yang tinggi, terutama di sepanjang jalan utama dan pusat desa. Kode pos yang berlaku untuk Desa Karangreja dan seluruh wilayah Kecamatan Kutasari adalah 53361.
Kehidupan Sosial dan Tata Kelola Pemerintahan
Struktur sosial masyarakat Desa Karangreja sangat terorganisir dan komunal. Ikatan kekerabatan dan ketetanggaan masih sangat kuat, menjadi fondasi bagi terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif. Lembaga kemasyarakatan desa seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Karang Taruna berjalan aktif dan menjadi mitra strategis pemerintah desa dalam menjalankan program pembangunan.
Kegiatan-kegiatan komunal seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, pengajian rutin, dan arisan menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi. Keaktifan PKK dalam program-program seperti Posyandu menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini.
Pemerintahan Desa Karangreja, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa, menjalankan fungsinya sebagai garda terdepan pelayanan publik. Fokus utama pemerintah desa adalah pada peningkatan infrastruktur pertanian seperti perbaikan saluran irigasi, pembangunan jalan usaha tani, serta program-program pemberdayaan bagi kelompok tani. Selain itu, pelayanan administrasi kependudukan dan pengelolaan dana desa secara transparan menjadi prioritas untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Musyawarah desa menjadi forum utama untuk menyerap aspirasi warga, memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil selaras dengan kebutuhan nyata masyarakat, khususnya para petani yang menjadi mayoritas penduduk.
Tantangan dan Prospek di Masa Depan
Sebagai desa agraris dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, Desa Karangreja menghadapi tantangan ganda. Di satu sisi, ada tekanan konversi lahan pertanian produktif menjadi area permukiman. Setiap tahun, kebutuhan akan rumah tinggal terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi, yang berisiko menggerus lahan sawah yang menjadi sumber kehidupan. Pengendalian tata ruang yang ketat menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan permukiman dan pelestarian lahan pertanian.
Di sisi lain, tantangan di sektor pertanian itu sendiri juga tidak ringan. Regenerasi petani menjadi isu krusial, di mana kaum muda cenderung kurang berminat untuk melanjutkan profesi orang tuanya di sawah. Fluktuasi harga gabah, serangan hama, dan dampak perubahan iklim menjadi risiko yang harus dihadapi para petani secara berkelanjutan.
Meskipun demikian, prospek masa depan Desa Karangreja tetap terbuka lebar. Fondasi utamanya sebagai desa agraris yang produktif merupakan aset yang tak ternilai dalam isu ketahanan pangan. Ke depan, desa ini memiliki peluang untuk meningkatkan nilai tambah produk pertaniannya. Pengembangan produk olahan berbasis beras, pemberdayaan UMKM di bidang kuliner, atau bahkan pengembangan konsep "wisata sawah" bisa menjadi alternatif untuk diversifikasi ekonomi.
Dengan menjaga semangat gotong royong, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang pertanian modern, dan tata kelola pemerintahan yang baik, Desa Karangreja optimis dapat mengatasi tantangannya. Desa ini akan terus berputar, menanam harapan di setiap bulir padi, dan tumbuh menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaulat pangan.